Beberapa bulan tidak menulis, akhirnya pilhan tema tulisan saya kali ini jatuh juga pada trending topic selama seminggu terakhir ini. Tidak lain adalah kenaikan BBM, TDL (yang kabarnya ditunda, semoga...) dan dikompensasi dengan pemberian BLT.
Anyway...secara resmi saya adalah seorang tukang insinyur yang coba-coba belajar soal ekonomi, jadi ya..saya gak benar-benar mengerti juga dengan kondisi perekonomian indonesia, yang saya tau hanya tingkat inflasi Indonesia yang rendah menurut BPS dan pergerakan harga minyak dunia yang katanya sudah mulai stabil dibandingkan dengan tahun lalu.
Dengan asumsi data-data itu benar, agak kurang masuk akal memang kenaikan harga premium sebesar Rp. 1.500 ini. Tapi yaaa...sudahlah...mau teriak-teriak di perempatan jalan, depan gedung DPR, atau Istana Negara sekalipun tidak akan mempengaruhi kebijakan yang tinggal menghitung hari ini.
Okelaaah...tenaaang...kenaikan ini ada kompensasinya....Daaaan....kompensasinya adalah BLT (Bantuan Langsung Tunai). Program pemerintah era SBY yang menurut saya sangat konyol dan paling gak manusiawi yang pernah diluncurkan tahun 2006 dan 2008 lalu. Saya kira pemerintah sudah insyaf dari kekonyolannya, tapi ternyata belum. Mungkin mereka lupa dengan pepatah jaman SD dulu bahwa "tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah". Tidak miriskah mereka bila melihat ratusan rakyat Indonesia ini tiba-tiba beralih menjadi pengemis yang mengantri sedekah pemerintah?? Belum lagi dengan orang-orang yang "mendadak" sok miskin, yang ikutan ngantri juga..
Mungkiin...bagi-bagi duit macam robin hood itu lebih simple kali yaa...ketimbang memperbaiki kualitas pendidikan dan kesehatan yang murah, pembangunan infrastruktur daerah, menciptakan lapangan kerja atau sederet program lain lah..yang meningkatkan harkat dan derajat rakyat Indonesia, dibandingkan program peningkatan jumlah pengemis Indonesia...
Saya jadi ingat satu judul reality show yang ditayangkan televisi lokal favorit saya, acara tersebut berjudul "Ojo Ngemis Po'o Rek" yang memberi modal usaha kepada pengemis di jalanan Kota Surabaya. Sepertinya produser reality show tersebut tidak lupa membawa otak dan hatinya dalam bekerja, tidak seperti Anggota DPR dan Bapak Presiden kita tercinta :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar