Belajar memaknai hidup yang indah maupun yang sedih, karena "It always has to be dark for the stars to appear"

Jumat, 12 Agustus 2011

Perpisahan yang (Tak) Menyedihkan

In each tear
there’s a lesson, (there’s a lesson)
Make you wiser than before ( wiser)
Makes you stronger than you know (stronger)
In each tear (each tear)
Bring you closer to your dreams
No mistake, no heartbreak
Can take away what your meant to be

Mary J Blige-Each Tears

This is the way you left me,
I'm not pretending.
No hope, no love, no glory, No Happy Ending.
This is the way that we love, Like it's forever.
Then live the rest of our life, But not together.

Mika- Happy Ending

kedua lagu favorit saya tersebut menceritakan kisah yang relatif sama, tentang perpisahan. Tetapi berbeda dengan lagu-lagu yang lain  yang menimbulkan atmosfer yang mendayu-dayu dan syair serta aransemen musik yang menyayat hati, kedua lagu ini justru dengan irama yang sedikit nge-beat. Syairnya juga lebih menyayat perasaan menurut saya, karena menceritakan sebuah perpisahan yang dihadapi dengan optimisme dan lapang dada. Mungkin jika divisualisasikan seperti seseorang yang sedang meneteskan air mata sambil tersenyum dan berkata, "Aku merelakanmu pergi.."
Perpisahan dengan siapa pun dengan alasan apapun dan dalam kondisi apapun pasti relatif mengecewakan, Kerelatifannya bergantung pada suatu komponen hati yang amat sangat dicapai yaitu Ikhlas. Menurut saya mengikhlaskan kepergian seseorang adalah fungsi koordinasi yang amat kompleks antara hati dan pikiran yang bahkan manusia dengan tingkat ketakwaan yang tinggi terhadap Tuhan YME pun belum tentu dapat mengaplikasikannya.
yang pergi biarlah pergi...karena yang pergi memang bukan yang abadi...
yang abadi tidak akan pernah pergi, karena Ia selalu ada dalam hati..

Happy Fasting

3 komentar:

  1. apakah kerelaan bisa lahir tanpa adanya perkawinan lebih dulu antara memahami dan menyepakati? (Dee dalam Madre)

    BalasHapus
  2. Dan belajar ikhlas, walaupun tidak selalu mudah tapi proses efektif untuk pendewasaan diri. Men-dewasa-kan pikiran dan hati untuk menjadi manusia yang 'utuh'.


    *karena Tuhan tidak tidur, dan tidak mungkin memberi ujian di luar batas kemampuan manusia :)

    BalasHapus
  3. @niken: iya...deh..yg buku baru dibeliin abang, jdi terbayang-bayang :D
    @oers: beneeer bangt...qta lagi edisi tobat nih ya..tulisannya Ketuhanan bngt :D

    BalasHapus