Beberapa hari ini, dalam 24 jam pasti akan ada fenomena alam yang menyenangkan ini. Setidaknya hujan cukup menyenangkan bagi saya yang memang tidak ada kepentingan melakukan apapun selain antara kantor dan rumah. Gemericik bunyi air hujan yang membentur genteng, pepohonan dan tanah seperti harmoni musik alam yang sukses menggantikan alunan orchestra yang beranggotakan para jangkrik dan garengpung dan entah hewan apa lagi yang lainnya. Aroma air hujan yang “misterius” dan menyegarkan it juga menambah kecintaanku pada hujan. Dibilang misterius karena begitu banyak teori tentang asal aroma itu, dan menurut saya tidak terkait satu sama lain, Yaaah…dari mana pun asalnya saya dengar sudah ada yang mencoba membuat parfum aroma itu untuk relaksasi…
Mama saya pernah cerita kalau semasa kecil saya tidak suka main hujan-hujanan, tapi justru setelah sebesar ini saya jadi “gemar” hujan-hujan, mulai dari sesuatu hal yang disengaja sampai yang terpaksa. Mulai dari yang sendiri sampai yang berdua dengan yang terkasih atau beramai-ramai. Hujan tidak perlu terlalu dicemaskan untuk bepergian, kan masih ada jas hujan atau payung, cuma sedikit bikin bĂȘte kalau motor masih mulus baru keluar dari tempat cuci motor di jalan kecipratan mobil pula… (lho..ko’ curhat)
Di Surabaya atau Jakarta hujan = banjir atau macet tiada henti, di Sidoarjo hujan saat laut pasang = banjir +air coklat, di Bontang hujan sepanjang hari = waktunya bermalas-malasan, setidaknya di rumah tempat tinggal saya lho…karena di daerah sekitar banyak juga yang kebanjiran.
Apapun intensitasnya dan segala property yang mengiringinya (kilat dan petir), tidak ada yang salah dengan hujan, jadi hujan pun tak bisa semata-mata menjadi tersangka ketika harus ada musibah banjir bandang atau tanah longsor, dia hanya harus turun dengan semestinya seperti daun kering yang jatuh dari pohon. Yang salah adalah daratan yang “tidak siap” menerimanya dengan segala perubahan yang telah terjadi sehingga menimbulkan malapetaka.
Kalau dipikir-pikir kasihan juga ya dia, jika melihat berita ditelevisi tentang tanah longsor yang terjadi karena hujan yang turun terus menerus, dan proses evakuasi tidak bisa dilanjutkan karena hujan masih terus mengguyur. Padahal kan hujan hanya menuruti saja keinginan Sang Khalik untuk membagikan berkah Nya. Apa jadi nya coba kalau si hujan ngambek gk mau turun karena takut dihujat??
berkah hujan..kita jadi delivery makan deh :D
BalasHapus