Hampir sekitar 24 tahun aku mengenalnya...
Temanku ngaji bersama
Temanku nonton Mc Gyver, The A team dan serial detektif lainnya
Temanku berantem pastinya
Musuhku memperebutkan lumpia dan segala kue bawaan mama dari sekolah
Sopirku yang siap mengantar jemputku di SMA
Dan belakangan jadi temaku beradu argumen tentang kehidupan
Meskipun diantara kami lebih banyak saling mengolok, becanda, saling beradu mulut yang khas anak kecil daripada pembicaraan di antara 2 orang dewasa. Dan dibalik sikap apatis dan cuek mu, Ak tau kau menyayangiku..begitu juga diriku.. Because you're my brother...
Belajar memaknai hidup yang indah maupun yang sedih, karena "It always has to be dark for the stars to appear"
Minggu, 29 Mei 2011
Senin, 23 Mei 2011
Pada Suatu Malam
"Hidup adalah masalah... Kalau gak ingin punya masalah ya jangan hidup"
Malam itu di Cafe tempat biasa kita bertemu, di tempat yang agak tersembunyi menghadap langsung ke jalanan kota tempat kita dibesarkan, kau berkata hal itu. Kau hanya mendengarku bicara atau mungkin lebih tepatnya menangis sejadi-jadinya, tanpa menghakimi, tanpa banyak berkomentar, hanya mendengar sambil menatap jauh ke mataku..
Kau memintaku mengeluarkan semua air mata kepedihanku tanpa berkata "sudah jangan menangis lagi.."
Dan kau pula yang mengajarkanku rasanya kehilangan hal yang hampir kugenggam..
Sungguh dimanapun kau berada sekarang, aku butuh saat seperti malam itu bersamamu
Ak butuh mengeluarkan semua air mataku dan segala keegoisanku tanpa perlu berpura-pura menjadi perempuan bermental baja, bermuka manis, dan berhati malaikat
Malam itu di Cafe tempat biasa kita bertemu, di tempat yang agak tersembunyi menghadap langsung ke jalanan kota tempat kita dibesarkan, kau berkata hal itu. Kau hanya mendengarku bicara atau mungkin lebih tepatnya menangis sejadi-jadinya, tanpa menghakimi, tanpa banyak berkomentar, hanya mendengar sambil menatap jauh ke mataku..
Kau memintaku mengeluarkan semua air mata kepedihanku tanpa berkata "sudah jangan menangis lagi.."
Dan kau pula yang mengajarkanku rasanya kehilangan hal yang hampir kugenggam..
Sungguh dimanapun kau berada sekarang, aku butuh saat seperti malam itu bersamamu
Ak butuh mengeluarkan semua air mataku dan segala keegoisanku tanpa perlu berpura-pura menjadi perempuan bermental baja, bermuka manis, dan berhati malaikat
Hari ini...
Setelah lebih dari seminggu yang melelahkan, harapan duduk santai di Dash-7 menuju Bontang pun sirna..
terpaksa harus menjalani 6 jam lebih dalam perjalanan dengan mobil hingga jam 21.30
Sekarang harus duduk menghadapi permasalahan kantor yg ternyta menumpuk dengan kepala hingga pundak yg rasanya mau copot...
Ditambah permasalahan dengan orang diseberang sana yang sudah semakin runyam
Aaaaarrgggh....lagi-lagi hari ini aku ingin tidur panjaaaaang...dan berharap Hari ini cuma mimpi..
terpaksa harus menjalani 6 jam lebih dalam perjalanan dengan mobil hingga jam 21.30
Sekarang harus duduk menghadapi permasalahan kantor yg ternyta menumpuk dengan kepala hingga pundak yg rasanya mau copot...
Ditambah permasalahan dengan orang diseberang sana yang sudah semakin runyam
Aaaaarrgggh....lagi-lagi hari ini aku ingin tidur panjaaaaang...dan berharap Hari ini cuma mimpi..
Rabu, 04 Mei 2011
Antara Penyakit dan Berat Badan
Jam di kantor baru menunjukkan pukul 11.00 tapi otak saya rasanya sudah tidak kuasa untuk berpikir keras lagi, tidak lain dan tidak bukan adalah karena alarm bensin sudah menyala alias lapeeeer...
Ya ampuuun...padahal tadi pagi saya sudah melahap sepiring nasi dengan lauk udang saus tiram plus oseng sayuran..kenapa jam 11 sudah kelaparan????
Sungguh tidak ada lagi yang bisa saya perbuat untuk mengerem berat badan saya ketika penyakit maag ini sudah semakin menjadi.. Penyakit yang sudah saya "tekuni" sejak kelas 6 SD atau sekitar 12 tahun yang lalu..whatt??? separuh hidupku donk ya.... Jangankan diet, mengurangi sedikiiit saja porsi makan juga tidak bisa..bahkan saat puasa pun kepala ini rasanya berputar-putar
Dan saya sudah mulai "worry" ketika jarum timbngan sudah melewati angka 50..dan celana seragam sudah tidak nyaman lgi dipakai... duwwh...
ya...sudahlah...gendud..gendud dech... "Ben Lemu Sing Penting Sehat"
Ya ampuuun...padahal tadi pagi saya sudah melahap sepiring nasi dengan lauk udang saus tiram plus oseng sayuran..kenapa jam 11 sudah kelaparan????
Sungguh tidak ada lagi yang bisa saya perbuat untuk mengerem berat badan saya ketika penyakit maag ini sudah semakin menjadi.. Penyakit yang sudah saya "tekuni" sejak kelas 6 SD atau sekitar 12 tahun yang lalu..whatt??? separuh hidupku donk ya.... Jangankan diet, mengurangi sedikiiit saja porsi makan juga tidak bisa..bahkan saat puasa pun kepala ini rasanya berputar-putar
Dan saya sudah mulai "worry" ketika jarum timbngan sudah melewati angka 50..dan celana seragam sudah tidak nyaman lgi dipakai... duwwh...
ya...sudahlah...gendud..gendud dech... "Ben Lemu Sing Penting Sehat"
....
tulisan ini saya buat ketika saya terbaring di tempat tidur, waktu yang sangt tepat untuk merenung,berangan-angan atau kadang berkhayal ditemani suara nyanyian malam alias bunyi jangkrik tentunya...
Hal ini memang adalah kebiasaan saya sejak kecil, bedanya ketika saya kecil dulu ada seseorang yg mendengarkannya yaitu mama. Saya terbiasa menceritakan segala kejadian yang saya alami sambil berbaring berdua dengan mama,karena sampai saya sebesar ini pun saya masih suka tidur di kamar mama..
Dan ketika tempat tidur saya harus berpindah ke pulau sebrang seperti ini kebiasaan itu pun tergantikan oleh benda elektronik yaitu ponsel dengan tambahan 1 lagi pendengar setia
Yaah...bgtulah..bagi merka berdua mungkin saya seperti stasiun radio dengan penyiar tunggal. Tapi dr situ lah terkadang suatu impian dan harapan itu timbul, sebuah asa untuk memulai esok hari demi sebuah tujuan.
Dan ketika malam ini salah satu pendengar setia saya sedang masuk sore, dan yang satu lagi sedang tak enak badan, merenung dan melamun sampai mata ngantuk boleh juga...
selamat tidur...
Selasa, 03 Mei 2011
Hujan
Beberapa hari ini, dalam 24 jam pasti akan ada fenomena alam yang menyenangkan ini. Setidaknya hujan cukup menyenangkan bagi saya yang memang tidak ada kepentingan melakukan apapun selain antara kantor dan rumah. Gemericik bunyi air hujan yang membentur genteng, pepohonan dan tanah seperti harmoni musik alam yang sukses menggantikan alunan orchestra yang beranggotakan para jangkrik dan garengpung dan entah hewan apa lagi yang lainnya. Aroma air hujan yang “misterius” dan menyegarkan it juga menambah kecintaanku pada hujan. Dibilang misterius karena begitu banyak teori tentang asal aroma itu, dan menurut saya tidak terkait satu sama lain, Yaaah…dari mana pun asalnya saya dengar sudah ada yang mencoba membuat parfum aroma itu untuk relaksasi…
Mama saya pernah cerita kalau semasa kecil saya tidak suka main hujan-hujanan, tapi justru setelah sebesar ini saya jadi “gemar” hujan-hujan, mulai dari sesuatu hal yang disengaja sampai yang terpaksa. Mulai dari yang sendiri sampai yang berdua dengan yang terkasih atau beramai-ramai. Hujan tidak perlu terlalu dicemaskan untuk bepergian, kan masih ada jas hujan atau payung, cuma sedikit bikin bĂȘte kalau motor masih mulus baru keluar dari tempat cuci motor di jalan kecipratan mobil pula… (lho..ko’ curhat)
Di Surabaya atau Jakarta hujan = banjir atau macet tiada henti, di Sidoarjo hujan saat laut pasang = banjir +air coklat, di Bontang hujan sepanjang hari = waktunya bermalas-malasan, setidaknya di rumah tempat tinggal saya lho…karena di daerah sekitar banyak juga yang kebanjiran.
Apapun intensitasnya dan segala property yang mengiringinya (kilat dan petir), tidak ada yang salah dengan hujan, jadi hujan pun tak bisa semata-mata menjadi tersangka ketika harus ada musibah banjir bandang atau tanah longsor, dia hanya harus turun dengan semestinya seperti daun kering yang jatuh dari pohon. Yang salah adalah daratan yang “tidak siap” menerimanya dengan segala perubahan yang telah terjadi sehingga menimbulkan malapetaka.
Kalau dipikir-pikir kasihan juga ya dia, jika melihat berita ditelevisi tentang tanah longsor yang terjadi karena hujan yang turun terus menerus, dan proses evakuasi tidak bisa dilanjutkan karena hujan masih terus mengguyur. Padahal kan hujan hanya menuruti saja keinginan Sang Khalik untuk membagikan berkah Nya. Apa jadi nya coba kalau si hujan ngambek gk mau turun karena takut dihujat??
Langganan:
Postingan (Atom)