Dalam perjalanan selalu ada cerita, yup benar saja.. Apalagi dengan perjalanan saya yang mungkin 70% saya lalui sendiri dengan menggunakan burung besi, atau kendaraan darat yang lain.
Cerita biasanya dimulai dari sesorang yang duduk di sebelah saya di pesawat, atau di bandara, atau bisa juga dari sopir taksi. Cerita-cerita luar biasa yang bisa membuka cakrawala pengetahuan bahkan menyadarkan tentang kerasnya kehidupan
Ada seorang ibu pegawai negeri sipil dengan 2 orang anak yang berkata pada saya, "Bener mbak, gak usah buru-buru nikah, nikmatin aja dulu masa muda", kata-kata yang muncul setelah saya menjawab pertanyaannya tentang umur dan status. Istimewa, karena 1 jam sebelumnya saya dinasehati untuk cepat menikah oleh istri teman saya.
Ada juga seorang pengusaha keturunan tionghoa, yang dengan keras mengingatkan saya untuk tidak membuka seat belt di pesawat jika dalam keadaan duduk, karena pengalamannya ketika mengalami turbulensi hebat hingga mampu membuat pecah kepala penumpang yang tidak memakai seat belt. Serem yaa...
Atau seorang bapak pekerja tambang, yang mengacungkan jempol kepada saya yang berani merantau jauh-jauh di Bontang tanpa sanak saudara ataupun famili. (Dalam hati sih, biasa aja kaleee....)
Dan yang paling unik adalah seorang sopir taksi yang membuat saya melupakan keruwetan lalu lintas Jakarta dengan ceritanya untuk berusaha keras berhenti jadi waria.
Itu hanya sekelumit, jika semuanya saya tulis dan terperinci mungkin sudah bisa jadi buku ber jilid-jilid. Yaa..pada dasarnya saya bukan orang yang ramah, bahkan terkesan ketus dan jutek dari luar, tapi banyak orang bercerita pada saya, mungkin sebagai salah satu media pembelajaran dari Tuhan kepada saya.
Belajar memaknai hidup yang indah maupun yang sedih, karena "It always has to be dark for the stars to appear"
Kamis, 22 Desember 2011
Selasa, 20 Desember 2011
Meja yang galau...
Di tengah tumpukan kertas-kertas berisi data permasalahan yang menunggu diselesaikan dan kertas kontrak setebal 31 halaman yang sulit diterjemahkan, terselip beberapa lembar tissue penyeka ingus saya pagi ini...
Sungguh meja yang galau...
*dan jorok hahahahahaha
Published with Blogger-droid v2.0.1
Minggu, 18 Desember 2011
Que Sera Sera
Sejak kecil saya adalah manusia yang terstruktur, sesuai cerita ibu saya, bahwa saya selalu mandi, makan dan tidur pada waktu yang hampir sama setiap hari bahkan menjadwalkan kapan waktu untuk main boneka atau bersepeda. Hm...Anak kecil yang sedikit nyentrik ya...
Tapi begitulah, pada tahun-tahun berikutnya setelah saya sekolah dan kuliah selalu ada rencana akan hal-hal yang saya lakukan 2 atau 3 hari ke depan. Life need a great planning but later I realize that a great planning is not enough.
Dalam rencana besar pasti didukung oleh rencana-rencana kecil, seperti mau berprofesi sebagai apa saya kelak, mau bekerja dimana, mau tinggal dimna, mau menikah di umur berapa, mau punya berapa anak, mau ini..mau itu... Ya..manusia kan memang butuh banyak maunya...tapi sejatinya seberapa bagus rencana itu, tidak akan lebih berharga dari sekedar lamunan jika tanpa keberanian.
Sampai suatu ketika saya bertemu dengan seorang "good planner" yang lain, yang memiliki tingkat analis resiko yang lebih baik dari saya, atau lebih mudahnya manusia yang bertipikal aman melebihi saya. Dan yang terjadi adalah rencana-rencana kami benar-benar sempurna menjadi sebuah master plan mega proyek tanpa target penyelesaian.
When I was young, I fell in love
I asked my sweetheart what lies ahead
Will we have rainbows, day after day
Here's what my sweetheart said.
Que Sera, Sera,
Whatever will be, will be
The future's not ours, to see
Que Sera, Sera
What will be, will be.
The furture's not ours to see, sebuah ungkapan yang mungkin terlupa dari logika kami. Mungkin bagi kami hidup tanpa perencanaan hanyalah milik orang-orang yang tak berpikiran dewasa, tapi "kedewasaan" kami justru yang membuat kami melupakan rencana besar yang bahkan telah tertulis bersamaan dengan dihembuskannya kehidupan dalam segumpal daging kami.
Owh..
Maybe I will not get master degree..
Maybe I will not buy my first car with my own money
Maybe I will not around the world by myself
and Maybe I will not get married after 27
But
Maybe I will with u
Que Sera Sera bos...
Tapi begitulah, pada tahun-tahun berikutnya setelah saya sekolah dan kuliah selalu ada rencana akan hal-hal yang saya lakukan 2 atau 3 hari ke depan. Life need a great planning but later I realize that a great planning is not enough.
Dalam rencana besar pasti didukung oleh rencana-rencana kecil, seperti mau berprofesi sebagai apa saya kelak, mau bekerja dimana, mau tinggal dimna, mau menikah di umur berapa, mau punya berapa anak, mau ini..mau itu... Ya..manusia kan memang butuh banyak maunya...tapi sejatinya seberapa bagus rencana itu, tidak akan lebih berharga dari sekedar lamunan jika tanpa keberanian.
Sampai suatu ketika saya bertemu dengan seorang "good planner" yang lain, yang memiliki tingkat analis resiko yang lebih baik dari saya, atau lebih mudahnya manusia yang bertipikal aman melebihi saya. Dan yang terjadi adalah rencana-rencana kami benar-benar sempurna menjadi sebuah master plan mega proyek tanpa target penyelesaian.
When I was young, I fell in love
I asked my sweetheart what lies ahead
Will we have rainbows, day after day
Here's what my sweetheart said.
Que Sera, Sera,
Whatever will be, will be
The future's not ours, to see
Que Sera, Sera
What will be, will be.
The furture's not ours to see, sebuah ungkapan yang mungkin terlupa dari logika kami. Mungkin bagi kami hidup tanpa perencanaan hanyalah milik orang-orang yang tak berpikiran dewasa, tapi "kedewasaan" kami justru yang membuat kami melupakan rencana besar yang bahkan telah tertulis bersamaan dengan dihembuskannya kehidupan dalam segumpal daging kami.
Owh..
Maybe I will not get master degree..
Maybe I will not buy my first car with my own money
Maybe I will not around the world by myself
and Maybe I will not get married after 27
But
Maybe I will with u
Que Sera Sera bos...
Selasa, 29 November 2011
Hidup itu..
Hidup itu bukan sekedar menanti badai berlalu
tapi Hidup itu bagaimana belajar menari dalam badai..
Hidup itu bukan sekedar mengikuti aliran air
tapi Hidup itu belajar mendayung menuju tempat yang dituju..
Meskipun ada kalanya badai ataupun arus tak bisa ditaklukan, paling tidak menjadi pemain jauh lebih menyenangkan dibandingkan menjadi seorang penonton
tapi Hidup itu bagaimana belajar menari dalam badai..
Hidup itu bukan sekedar mengikuti aliran air
tapi Hidup itu belajar mendayung menuju tempat yang dituju..
Meskipun ada kalanya badai ataupun arus tak bisa ditaklukan, paling tidak menjadi pemain jauh lebih menyenangkan dibandingkan menjadi seorang penonton
Rabu, 26 Oktober 2011
Wanita-Wanita Perkasa
Perkenalkanlah kami
kami adalah wanita-wanita perkasa
Wanita dengan jam terbang tinggi
Yang mungkin akan anda temui di 2 kota yg berbeda dalam 1 hari
Wanita pemegang kartu member exclusiv maskapai penerbangan.
Wanita dengan telpon selular yg berdering setiap 15 menit sekali
Wanita yang tidak mengenal jetlag ataupun yg sejenisnya
Tapi kami tetaplah wanita bung..
Wanita yang merindukan belaian kasih ayah bundanya..
Wanita yang butuh bermanja pada pasangnnya
wanita yang juga merintih hatinya mendengar tangisan kerinduan anaknya..
Ini bukan pilihan bung, bukan pula egoisme atau sekedar aktualisasi diri berlandas materi. Ini adalah tanggung jawab.
Tanggung jawab yang bertemu dengan keinginan untuk beribadah di jalanNya
Menjadi insan yang bermanfaat bagi orang lain atas dasar restu keluarga
NB: untuk srikandi-srikandi KSU, let's rock this world!!
Hari Bahagiamu
Seperti baru berlalu beberapa jam yang lalu..
ketika kau menceritakan sosok lelaki pujaanmu itu, lelaki yang luar biasa di matamu yang mampu membuatmu merangkaikan kembali penggalan cita-cita hidupmu. Lelaki yang besar di sudut lain kolong langit yang telah Tuhan tuliskan untuk menemanimu sampai akhir sisa hidupmu.
Ingat saat kita saling bercerita di keheningan malam sambil memandang langit-langit. Ada cerita cinta disana, ada tawa juga ada tangis, ada uraian tentang hidup, bahkan terkadang pertanyaan bagi Yang Kuasa..
Serasa baru kemarin pula..
Kita mencoba berbagai hal baru, lalu menertawakannya sendiri ketika gagal, atau memujinya sendiri ketika setengah berhasil.
Hari itu, tidak ada kata yang bisa terucap ketika melihatmu tersenyum dalam balutan kebaya yang paling indah. Senyummu berbeda dari biasanya, karena disisimu kini sudah ada lelaki itu.. Lelaki yang kehilangan salah satu tulang rusuknya untuk menciptakanmu, yang akan melengkapi candamu, dan menghilangkan gelisahmu.
Selamat berbahagia sahabatku.. teriring do'a yang tiada putus untuk pernikahanmu..
NB: teruntuk din, uy, na, cec, bul, beruntung bisa menjadi salah seorang saksi hari bahagia kalian...
ketika kau menceritakan sosok lelaki pujaanmu itu, lelaki yang luar biasa di matamu yang mampu membuatmu merangkaikan kembali penggalan cita-cita hidupmu. Lelaki yang besar di sudut lain kolong langit yang telah Tuhan tuliskan untuk menemanimu sampai akhir sisa hidupmu.
Ingat saat kita saling bercerita di keheningan malam sambil memandang langit-langit. Ada cerita cinta disana, ada tawa juga ada tangis, ada uraian tentang hidup, bahkan terkadang pertanyaan bagi Yang Kuasa..
Serasa baru kemarin pula..
Kita mencoba berbagai hal baru, lalu menertawakannya sendiri ketika gagal, atau memujinya sendiri ketika setengah berhasil.
Hari itu, tidak ada kata yang bisa terucap ketika melihatmu tersenyum dalam balutan kebaya yang paling indah. Senyummu berbeda dari biasanya, karena disisimu kini sudah ada lelaki itu.. Lelaki yang kehilangan salah satu tulang rusuknya untuk menciptakanmu, yang akan melengkapi candamu, dan menghilangkan gelisahmu.
Selamat berbahagia sahabatku.. teriring do'a yang tiada putus untuk pernikahanmu..
NB: teruntuk din, uy, na, cec, bul, beruntung bisa menjadi salah seorang saksi hari bahagia kalian...
Selasa, 04 Oktober 2011
Beauty is pain?? part #2
Krim pemutih, mungkin lebih cocok untuk menamakan krim yang saya dapat dari klinik kecantikan ini karena muka saya benar-benar menjadi putih, bahkan saya menjadi sedikit seram sendiri melihat muka sendiri di cermin. Seram karena efek pemutih yang didapat dalam waktu instan sering identik dengan kandungan hydroquinon alias mercuri. Bahkan seorang teman saya bercerita bahwa ada salah seorang temannya yang berhasil mengambil ekstrak hydroquinon dari krim klinik kecantikan itu.
Maka dengan kemantapan dan kebulatan tekat, saya menghentikan seluruh penggunaan krim-krim tersebut. Dan luar biasa ,jerawat langsung timbul banyak di wajah saya, dan yang paling parah di bagian leher dengan disertai rasa gatal. Tapi karena saya sudah bertekat, saya rela menjadi "si buruk rupa" dulu sambil mencoba memakai produk kosmetik-kosmetik yang ada di pasaran. Produk -produk itu saya kira cukup aman karena berada di bawah pengawasan BPOM, meskipun ragu juga dengan pengawasan yg dilakukan, ya sudahlah...di coba saja...
Jerawat di muka ya okelaah... tapi yang dileher kok jadi semakin banyak, besar-besar, memerah dan gatal ?? Maka saya pun datang ke dokter kulit satu-satunya di kota saya. Dan hasilnya dokter mengatakan itu diakibatkan oleh alergi, tanpa suatu kejelasan alergi apa yang dimaksud, bahkan ketika saya bercerita tentang pengalaman saya, ia hanya berkata, "ya...mungkin juga karena itu..."
Baeklaaah...saya anggap dia juga manusia biasa bukan Tuhan yang maha tau, obat yang diresepkan saya beli saja (untuk kali ini saya beli, karena tidak masuk tanggungan perusahaan). Setelah 1 minggu lebih wajah saya sudah masuk kategori "lumayan.." dan alergi yang di leher juga berangsur-angsur mulai berkurang, meskipun mungkin perlu 1 kali lagi periksa.
Yaah...Beauty is pain, saya akui itu, tapi jangan pernah mendzalimi tubuhmu lebih dari yang sanggup ia terima, karena hasilnya mungkin akan lebih buruk dari yang kita kira.
Maka dengan kemantapan dan kebulatan tekat, saya menghentikan seluruh penggunaan krim-krim tersebut. Dan luar biasa ,jerawat langsung timbul banyak di wajah saya, dan yang paling parah di bagian leher dengan disertai rasa gatal. Tapi karena saya sudah bertekat, saya rela menjadi "si buruk rupa" dulu sambil mencoba memakai produk kosmetik-kosmetik yang ada di pasaran. Produk -produk itu saya kira cukup aman karena berada di bawah pengawasan BPOM, meskipun ragu juga dengan pengawasan yg dilakukan, ya sudahlah...di coba saja...
Jerawat di muka ya okelaah... tapi yang dileher kok jadi semakin banyak, besar-besar, memerah dan gatal ?? Maka saya pun datang ke dokter kulit satu-satunya di kota saya. Dan hasilnya dokter mengatakan itu diakibatkan oleh alergi, tanpa suatu kejelasan alergi apa yang dimaksud, bahkan ketika saya bercerita tentang pengalaman saya, ia hanya berkata, "ya...mungkin juga karena itu..."
Baeklaaah...saya anggap dia juga manusia biasa bukan Tuhan yang maha tau, obat yang diresepkan saya beli saja (untuk kali ini saya beli, karena tidak masuk tanggungan perusahaan). Setelah 1 minggu lebih wajah saya sudah masuk kategori "lumayan.." dan alergi yang di leher juga berangsur-angsur mulai berkurang, meskipun mungkin perlu 1 kali lagi periksa.
Yaah...Beauty is pain, saya akui itu, tapi jangan pernah mendzalimi tubuhmu lebih dari yang sanggup ia terima, karena hasilnya mungkin akan lebih buruk dari yang kita kira.
Kamis, 29 September 2011
Beauty is pain?? part #1
Perempuan dan keindahan memang erat kaitannya,apalagi jika berbicara soal kecantikan, perempuan manapun pasti tertarik dan rela merogoh koceknya atau bahkan kocek orang lain dalam-dalam. Maka dengan mengatasnamakan kecantikan itu lah muncul celah bisnis menggiurkan melaluispa, salon kecantikan, klinik perawatan kecantikan, dan juga klinik dokter kecantikan.
Maka karena saya terlahir sebagai seorang perempuan pastinya saya juga tertarik dengan hal yang berbau kecantikan donk... Dimulai ketika saya menginjak usia puber (tapi gk alay lho..), mulai ada bintik-bintik kecil yang gemesin di muka saya (jerawat). Berbagai kosmetik saya pakai hingga akhirnya saya tertarik pergi ke seorang dokter kulit yang mengkhususkan diri pada kecantikan. Dan mulai saat itu era "kekhilafan" saya terhadap muka dimulai....
Sekali datang sudah ada 3 krim dan 2 pembersih yang saya tenteng keluar. Reaksi pertama excited pastinya, penasaran pengen lihat seperti apa hasilnya. Dan memang berhasil jerawat hilang!! Puas sih, karena tujuan utama sudah tercapai... Tapi eits...tunggu dulu tidak sampai disitu, krim-krim itu jika saya pakai rutin membuat kulit saya terkelupas dan kemerah-merahan jika terkena sinar matahari. Dan saya pun memutuskan untuk tidak terlalu sering memakainya lagi... Akan tetapi ketika saya kembali ke dokter, si dokter bukannya menganggap itu sebagai kontraindikasi, tapi malah menyalahkan saya karena tidak memakainya tidak teratur sehingga tujuannya tidak tercapai...
Tujuan seperti apa ya..bingung juga...memangnya muka saya mau dijadiin apa ya sama dia??
Okelah...biarpun bingung gitu, saya tetap setia sampai sekitar 4 tahunan, meskipun selalu saja mendengar omelan dari sang dokter karena saya jarang datang control dan membeli krim-krim nya itu. Ya jelas gak beli karena sebagian memang sengaja tidak saya pakai dan muka saya baik-baik saja, justru kalau rajin dipakai malah jadi apa-apa.
OK...lama-lama saya menyerah.... karena omelannya, belum lagi antriannya yang panjang dan lama, maklum lah dia termasuk dokter kulit yang terkenal di kota saya. Atas dasar fleksibilitas pula, maka saya mencari klinik kecantikan yang punya cabang di banyak kota. Maklum lah...saya pindah ke pulau sebrang, dan rasanya kok sayang menghabiskan banyak waktu saat pulang kampung hanya untuk antri Dokter.
Saya memutuskan memilih sebuah klinik kecantikan yang cukup terkenal dan salah satu cabangnya tidak jauh dari rumah saya. Oiya selama saya beralih "vendor" ini, muka saya serasa kembali ke asal, eh bukan... tapi lebih jelek dari asal...(pembelaan dikiiit...) jadi kusam, jerawat mulai dari yang kecil sampai yang besar kompakan muncul di muka saya.
Perawatan pertama, pelayanan cukup menyenangkan dengan ruang tunggu yang nyaman dan luas, serta tidak memakan waktu lama. Saya iya..iya aja ketika ditawari perawatan ini dan itu, tapi ya...hasilnya agak sedikit shock ketika harus menggesekkan salah satu kartu saya karena uang cash yang ada di dompet gak cukup. Dalam hati berkata, "ono rego ono rupo..."
Tapi kemudian "rupo" yang saya maksudkan malah semakin tidak sesuai dari yang saya harapkan..
Maka karena saya terlahir sebagai seorang perempuan pastinya saya juga tertarik dengan hal yang berbau kecantikan donk... Dimulai ketika saya menginjak usia puber (tapi gk alay lho..), mulai ada bintik-bintik kecil yang gemesin di muka saya (jerawat). Berbagai kosmetik saya pakai hingga akhirnya saya tertarik pergi ke seorang dokter kulit yang mengkhususkan diri pada kecantikan. Dan mulai saat itu era "kekhilafan" saya terhadap muka dimulai....
Sekali datang sudah ada 3 krim dan 2 pembersih yang saya tenteng keluar. Reaksi pertama excited pastinya, penasaran pengen lihat seperti apa hasilnya. Dan memang berhasil jerawat hilang!! Puas sih, karena tujuan utama sudah tercapai... Tapi eits...tunggu dulu tidak sampai disitu, krim-krim itu jika saya pakai rutin membuat kulit saya terkelupas dan kemerah-merahan jika terkena sinar matahari. Dan saya pun memutuskan untuk tidak terlalu sering memakainya lagi... Akan tetapi ketika saya kembali ke dokter, si dokter bukannya menganggap itu sebagai kontraindikasi, tapi malah menyalahkan saya karena tidak memakainya tidak teratur sehingga tujuannya tidak tercapai...
Tujuan seperti apa ya..bingung juga...memangnya muka saya mau dijadiin apa ya sama dia??
Okelah...biarpun bingung gitu, saya tetap setia sampai sekitar 4 tahunan, meskipun selalu saja mendengar omelan dari sang dokter karena saya jarang datang control dan membeli krim-krim nya itu. Ya jelas gak beli karena sebagian memang sengaja tidak saya pakai dan muka saya baik-baik saja, justru kalau rajin dipakai malah jadi apa-apa.
OK...lama-lama saya menyerah.... karena omelannya, belum lagi antriannya yang panjang dan lama, maklum lah dia termasuk dokter kulit yang terkenal di kota saya. Atas dasar fleksibilitas pula, maka saya mencari klinik kecantikan yang punya cabang di banyak kota. Maklum lah...saya pindah ke pulau sebrang, dan rasanya kok sayang menghabiskan banyak waktu saat pulang kampung hanya untuk antri Dokter.
Saya memutuskan memilih sebuah klinik kecantikan yang cukup terkenal dan salah satu cabangnya tidak jauh dari rumah saya. Oiya selama saya beralih "vendor" ini, muka saya serasa kembali ke asal, eh bukan... tapi lebih jelek dari asal...(pembelaan dikiiit...) jadi kusam, jerawat mulai dari yang kecil sampai yang besar kompakan muncul di muka saya.
Perawatan pertama, pelayanan cukup menyenangkan dengan ruang tunggu yang nyaman dan luas, serta tidak memakan waktu lama. Saya iya..iya aja ketika ditawari perawatan ini dan itu, tapi ya...hasilnya agak sedikit shock ketika harus menggesekkan salah satu kartu saya karena uang cash yang ada di dompet gak cukup. Dalam hati berkata, "ono rego ono rupo..."
Tapi kemudian "rupo" yang saya maksudkan malah semakin tidak sesuai dari yang saya harapkan..
Selasa, 20 September 2011
hmmm....
Beberapa hari ini adalah ketika ada perasaan bahagia, kawatir, dan takut yang hadir bersamaan dan saling berebutan untuk membuncah di dalam dada...
Selasa, 06 September 2011
It won't kill us
Ajaib memang, melihatmu berdiri di depan pagar rumahku serasa bisa menghilangkan kegalauan yang menggunung selama berbulan-bulan.
Berbicara berdua denganmu sambil ditemani segelas coklat dingin serasa mampu menegakkan kembali istana pasir bernama keyakinan yang hampir runtuh tersapu ombak.
Menatap matamu serasa mebuatku sanggup mencari cara apapun untuk bisa bersamamu lagi dan selamanya..
We believe that this long distance won't kill us..
Berbicara berdua denganmu sambil ditemani segelas coklat dingin serasa mampu menegakkan kembali istana pasir bernama keyakinan yang hampir runtuh tersapu ombak.
Menatap matamu serasa mebuatku sanggup mencari cara apapun untuk bisa bersamamu lagi dan selamanya..
We believe that this long distance won't kill us..
Selasa, 23 Agustus 2011
Minggu, 21 Agustus 2011
3 Tahun Berlalu
Di suatu weekend yang menjemukan, setelah berkutat dengan angka-angka di Microsoft Excel, saya rehat sejenak dan iseng-iseng membuka file-file lama yang tersisa di Hard Disk. Saya tertarik pada sebuah folder berjudul “File2 Kuliah”, di dalamnya berisi file pra desain pabrik, skripsi, kerja praktek, juga beberapa CV dan Application Letter dengan berbagai nama perusahaan (hahahahaha... itu nama-nama perusahaan yang tidak beruntung yang telah menolak saya).
Saya membuka folder “Skripsi” yang ada di paling atas dan membacanya mulai dari abstrak saja. Alamaaak... Arogel, metode sol gel, agen pemodifikasi??? Apa ya itu??? Hehehehe... Saya sengaja tidak melanjutkan ke bab selanjutnya, takutnya otak saya jadi overload, nanti malah lupa sama evaluasi kerja sama operasional yang sedang saya kerjakan dari kemarin.
Oke, berpindah ke folder selanjutnya judulnya “Pabrik buat Pak Heru”, pabrik Amoniak dari Batubara yang bakal langsung ambruk kalau didirikan sesuai desain saya. Hehehehe...ya wajar lah..yang ngerjain juga 2 orang lulusan SMA waktu itu. Saya buka analisa ekonomi-nya saja karena paling tidak istilah-istilanya masih saya geluti sampai sekarang. Ternyata masih sama terkejutnya saya dengan asumsi-asumsi yang dulu pernah saya buat untuk estimasi berbagai biaya yang sepertinya kok agak dramatis ya?? Bahkan ada juga yang sangat minim. Selain itu ada juga grafik-grafik dan persamaan-persamaan untuk penentuan konstanta yang saya gak ngerti maksudnya. Lhoo????
Lucu memang, saya buka semuanya sekilas satu-per satu sambil senyum-senyum kecil. Dulu kedua item itu adalah permasalahan terbesar dalam tahun terakhir perkuliahan saya. Tapi sekarang setelah baru 3 tahun berlalu saya bahkan lupa judul lengkap skripsi saya. Kira-kira apa ya yang tertinggal di memori saya dari 4 tahun perkuliahan saya di kampus tercinta?? Selain pacar (karena sekarang masih sama), sahabat-sahabat yang luar biasa, plasa tekim, bangku taman, harga nasi campur Bu Tomo Rp 2.500 dengan lauk ayam, harga bakso setiap itemnya Rp. 500, soto pengenceran dan es teh recycle Mak Yaud, lab Nano di pojokan lt. 4, lab Elkim yang seperti rumah hantu. Semuanya serba intermezo atau hanya pengiring dari perjalanan 4 tahun itu.
Bagaimana dengan Transfer momentum, Termodinamika, Teknik Reaksi Kimia, Desain Proses dan yang lainnya??? Ya tentu saja satu jawabnya, “Sudah lupaa tuh”
Jumat, 12 Agustus 2011
Perpisahan yang (Tak) Menyedihkan
In each tear
there’s a lesson, (there’s a lesson)
Make you wiser than before ( wiser)
Makes you stronger than you know (stronger)
In each tear (each tear)
Bring you closer to your dreams
No mistake, no heartbreak
Can take away what your meant to be
Mary J Blige-Each Tears
This is the way you left me,
I'm not pretending.
No hope, no love, no glory, No Happy Ending.
This is the way that we love, Like it's forever.
Then live the rest of our life, But not together.
Mika- Happy Ending
kedua lagu favorit saya tersebut menceritakan kisah yang relatif sama, tentang perpisahan. Tetapi berbeda dengan lagu-lagu yang lain yang menimbulkan atmosfer yang mendayu-dayu dan syair serta aransemen musik yang menyayat hati, kedua lagu ini justru dengan irama yang sedikit nge-beat. Syairnya juga lebih menyayat perasaan menurut saya, karena menceritakan sebuah perpisahan yang dihadapi dengan optimisme dan lapang dada. Mungkin jika divisualisasikan seperti seseorang yang sedang meneteskan air mata sambil tersenyum dan berkata, "Aku merelakanmu pergi.."
Perpisahan dengan siapa pun dengan alasan apapun dan dalam kondisi apapun pasti relatif mengecewakan, Kerelatifannya bergantung pada suatu komponen hati yang amat sangat dicapai yaitu Ikhlas. Menurut saya mengikhlaskan kepergian seseorang adalah fungsi koordinasi yang amat kompleks antara hati dan pikiran yang bahkan manusia dengan tingkat ketakwaan yang tinggi terhadap Tuhan YME pun belum tentu dapat mengaplikasikannya.
yang pergi biarlah pergi...karena yang pergi memang bukan yang abadi...
yang abadi tidak akan pernah pergi, karena Ia selalu ada dalam hati..
Happy Fasting
Rabu, 27 Juli 2011
Ibu dan Mama..
Kriiiing....Kriiiing....
Aku : Halo...
Penelepon : Halo.. Ibu nya ada??
Aku : Ibu??
Penelepon : ini rumahnya Bu Tisna kan?? Bu Tisna ada??
Aku : Owh mama...bentar ya...
Penelepon : @$&*%$???
Kriiiing...Kriiing....
Mas Bro: Halo...
Penelepon : Halo... mamanya ada??
Mas Bro: Owh ibu?? Klo ibu ada klo mama gak ada...
Penelepon: @%^*)^???
NB: Kami hanya punya satu orang tua perempuan lho....(entar dikira mama dan ibu orang yang berbeda lagi..)
Kata mas bro, panggilan mama itu terlalu “menye-menye” kedengaran manja dan gak dewasa
Tapi buatku Ibu itu bisa ada banyak, ibu guru, ibu tukang sayur, ibu tukang cuci dan ibu-ibu yang lainnya.. Tapi klo mama hanya ada 1 di dunia ini...
Sabtu, 23 Juli 2011
Kita dan Es Krim
Setiap sama Yuri pasti ada Es KrimTerima kasih Niken, atas waktunya menemaniku yang sedang kalap belanja.. Kapan-kapan kita cari Es Krim yang lebih lembut lagi ya...
Senin, 18 Juli 2011
Count On Me- Bruno Mars
For all my friend...
Senang memiliki kalian di dunia ini ^_^
That's what are friends supposed to do
Senang memiliki kalian di dunia ini ^_^
That's what are friends supposed to do
Rabu, 06 Juli 2011
We can
Karena hidup adalah pilihan, maka aku memilih untuk berjuang bersamamu...
Menegakkan kepala dan memandang positif segala kemungkinan
Niscaya tidak ada sesuatu hal pun di dunia ini yang tidak mungkin.
WE CAN MAKE IT HAPPEN
Menegakkan kepala dan memandang positif segala kemungkinan
Niscaya tidak ada sesuatu hal pun di dunia ini yang tidak mungkin.
WE CAN MAKE IT HAPPEN
Jumat, 01 Juli 2011
Orang Miskin Dilarang Sekolah
Belakangan saya dikejutkan oleh beberapa fakta yang mencengangkan dari dunia pendidikan di negeri kita tercinta ini, entah apakah saya yang kurang informasi atau memang ini sudah dianggapa "biasa"
Pertama:
Beberapa saat yang lalu obrolan di sebuah milist alumni SMA tempat dulu saya belajar sedang ramai membicarakan tentang SPP yang nominalnya sudah mencapai Rp. 200.000. Nilai itu jauh lebih mahal dari jaman saya bersekolah disana. Status RSBI pastinya jadi satu-satunya alasan nominal SPP yang bernilai internasional tersebut. Dan betapa lebih terkejutnya saya ketika tadi malam saya berbincang-bincang dengan ibu saya yang masih berstatus guru SMA, bahwa sekarang sudah tidak ada SMA yang SPP dibawah 100 rb bahkan untuk sekolah negeri pinggiran ecek-ecek sekalipun...
Kedua:
Salah seorang adik sepupu saya saat ini sedang duduk di kelas 2 SMA dan berasal dari keluarga yang kurang mampu, sekarang kakaknya sedang menempuh kuliah di semester 4 dan biayanya gotong-royong ditanggung keluarga besar kami. Pastinya akan sangat berat ketika si adik akan menempuh kuliah pula. Maka saya pun memulai mencari informasi beasiswa ataupun jalur penerimaan masuk PTN dengan biaya yang paling rendah. Rujukan saya pastinya di alumni tercinta donk yang dulunya digembar-gemborkan sebagai kampus perjuangan, apalagi adik saya tadi juga berminat mengambil jurusan teknik. Keterkejutan saya yang pertama adalah tentang daya tampung mahasiswa dari jalur SNMPTN ujian tulis hanya sekitar kurang lebih 30% dari total mahasiswa keseluruhan, itu sih sudah biasa sebenarnya mengingat saat saya masih kuliah dulu saja penerimaan dr SNMPTN (dulu SPMB) pernah mencapai hanya 50% saja. Keterkejutan yang lebih fantastis lagi adalah ketika membaca nominal SPI, atau gampangnya uang pangkal yang tertulis Rp 5 juta dengan dibelakangnya ada tulisan "minimal" yang dicetak tebal. Bahkan di sebuah harian nasional tertulis bahwa SPI ini bisa mencapai Rp. 40 jta-Rp. 100 jta disesuaikan dengan jurusan dan tingkat penghasilan orang tua.
untuk kasus pertama, hal yang sebenarnya ingin saya tanyakan apa sih fungsi sekolah RSBI? apakah hal tersebut menjamin lulusannya benar-benar berstandard internasional? ataukah cuma berkelas internasional dalam hal contek masal dan kalau sudah dewasa mahir dalam konspirasi penggelapan uang negara, pemalsuan dokumen negara, dan kemudian kabur menjadi buronan internasional?
untuk kasus kedua, apa sih sebenarnya SNMPTN? Saya baru tahu bahwa ganti-ganti nama ternyata juga merubah sasaran, dahulu semua orang mulai dari anak tukang becak sampai anak Jendral boleh ikut dengan kompetisi yang fair dengan sumbangan yang "pantas" untuk sebuah kampus perjuangan yang mampu mewujudkan mimpi-mimpi "From Zero to Hero". Tapi sekarang??
Memang ada banyak sekali beasiswa yang ditawarkan, mulai dari yang Beasiswa Bidik Misi yang ditawarkan Dirjen DIKTI sampai yang ditawarkan pihak swasta. Tapi sepertinya hanya mereka yang berotak "Super" saja yang bisa menembusnya karena pasti kita sudah tau donk berapa jumlah penduduk miskin di Indonesia jika dibandingkan dengan kuota penerimaan beasiswa, itu belum termasuk dengan penduduk yang "mendadak" memiskinkan diri. Jadi buat calon peserta didik yang berotak lumayan, standard atau diatas rata-rata saja tetapi memiliki kemampuan ekonomi yang lemah, lebih baik kubur saja keinginannya untuk kuliah dan segera bersiap-siap jadi TKI atau buruh tenaga kerja murahan.
Benar juga kalau jaman sudah berbalik, berbalik kembali seperti era penjajahan dulu. Jaman dimana hanya anak pejabat, saudagar dan golongan ningrat saja yang boleh bersekolah. Bedanya dulu kita dikekang agar tidak berkembang oleh bangsa lain, tapi sekarang kita justru dikekang oleh bangsa kita sendiri...
Alangkah lucunya negeri ini....
Pertama:
Beberapa saat yang lalu obrolan di sebuah milist alumni SMA tempat dulu saya belajar sedang ramai membicarakan tentang SPP yang nominalnya sudah mencapai Rp. 200.000. Nilai itu jauh lebih mahal dari jaman saya bersekolah disana. Status RSBI pastinya jadi satu-satunya alasan nominal SPP yang bernilai internasional tersebut. Dan betapa lebih terkejutnya saya ketika tadi malam saya berbincang-bincang dengan ibu saya yang masih berstatus guru SMA, bahwa sekarang sudah tidak ada SMA yang SPP dibawah 100 rb bahkan untuk sekolah negeri pinggiran ecek-ecek sekalipun...
Kedua:
Salah seorang adik sepupu saya saat ini sedang duduk di kelas 2 SMA dan berasal dari keluarga yang kurang mampu, sekarang kakaknya sedang menempuh kuliah di semester 4 dan biayanya gotong-royong ditanggung keluarga besar kami. Pastinya akan sangat berat ketika si adik akan menempuh kuliah pula. Maka saya pun memulai mencari informasi beasiswa ataupun jalur penerimaan masuk PTN dengan biaya yang paling rendah. Rujukan saya pastinya di alumni tercinta donk yang dulunya digembar-gemborkan sebagai kampus perjuangan, apalagi adik saya tadi juga berminat mengambil jurusan teknik. Keterkejutan saya yang pertama adalah tentang daya tampung mahasiswa dari jalur SNMPTN ujian tulis hanya sekitar kurang lebih 30% dari total mahasiswa keseluruhan, itu sih sudah biasa sebenarnya mengingat saat saya masih kuliah dulu saja penerimaan dr SNMPTN (dulu SPMB) pernah mencapai hanya 50% saja. Keterkejutan yang lebih fantastis lagi adalah ketika membaca nominal SPI, atau gampangnya uang pangkal yang tertulis Rp 5 juta dengan dibelakangnya ada tulisan "minimal" yang dicetak tebal. Bahkan di sebuah harian nasional tertulis bahwa SPI ini bisa mencapai Rp. 40 jta-Rp. 100 jta disesuaikan dengan jurusan dan tingkat penghasilan orang tua.
untuk kasus pertama, hal yang sebenarnya ingin saya tanyakan apa sih fungsi sekolah RSBI? apakah hal tersebut menjamin lulusannya benar-benar berstandard internasional? ataukah cuma berkelas internasional dalam hal contek masal dan kalau sudah dewasa mahir dalam konspirasi penggelapan uang negara, pemalsuan dokumen negara, dan kemudian kabur menjadi buronan internasional?
untuk kasus kedua, apa sih sebenarnya SNMPTN? Saya baru tahu bahwa ganti-ganti nama ternyata juga merubah sasaran, dahulu semua orang mulai dari anak tukang becak sampai anak Jendral boleh ikut dengan kompetisi yang fair dengan sumbangan yang "pantas" untuk sebuah kampus perjuangan yang mampu mewujudkan mimpi-mimpi "From Zero to Hero". Tapi sekarang??
Memang ada banyak sekali beasiswa yang ditawarkan, mulai dari yang Beasiswa Bidik Misi yang ditawarkan Dirjen DIKTI sampai yang ditawarkan pihak swasta. Tapi sepertinya hanya mereka yang berotak "Super" saja yang bisa menembusnya karena pasti kita sudah tau donk berapa jumlah penduduk miskin di Indonesia jika dibandingkan dengan kuota penerimaan beasiswa, itu belum termasuk dengan penduduk yang "mendadak" memiskinkan diri. Jadi buat calon peserta didik yang berotak lumayan, standard atau diatas rata-rata saja tetapi memiliki kemampuan ekonomi yang lemah, lebih baik kubur saja keinginannya untuk kuliah dan segera bersiap-siap jadi TKI atau buruh tenaga kerja murahan.
Benar juga kalau jaman sudah berbalik, berbalik kembali seperti era penjajahan dulu. Jaman dimana hanya anak pejabat, saudagar dan golongan ningrat saja yang boleh bersekolah. Bedanya dulu kita dikekang agar tidak berkembang oleh bangsa lain, tapi sekarang kita justru dikekang oleh bangsa kita sendiri...
Alangkah lucunya negeri ini....
Minggu, 26 Juni 2011
Merindukannya (selalu)
Malam minggu yang cukup ramai, pukul 9 malam, suara marching band yang kabarnya pernah menyabet 5x juara grand prix itu mash nyaring terdengar berulang-ulang menyuarakan lagu yg sma.. Tak mau kalah bersaing dengan bunyi nyanyian alam bercampur dengan bunyi kemeriahan expo yg lebh mirip pasar malam.
Sedikt banyak kali ini bunyi-bunyian itu cukup mengganggu karena kepalaku sedang didera pusing berat hingga memaksa ku berbaring di peraduan sesore ini. Sambil mendengarkan musik berirama mellow dari headset, aku mencoba memejamkan mata. Iseng-iseng ak mencoba membayangkan wajahnya... Sejenak...dan.. Ya Tuhan...ak tak bisa membayangkan wajahnya...
Entah sudah berapa lama aku tak menggenggam tangannya, tak makan bersamanya, apalagi bercerita smbil menatap matanya..
Malam ini, dan seperti halnya malam-malam biasanya..ak sangat merindukannya..
Selamat bekerja bos...aku percaya kita pasti bisa melewati ujian praktikum hidup kita yang melelahkan ini..
Selasa, 21 Juni 2011
It's Time to Cook
Saya gampang bosan dengan makanan...apalgi dengan variasi makanan di Bontang yang itu-itu saja (berasa sudah pernah saya jelajahi semuanya). Dan jadinya untuk menanggulangi permasalahan rutin saya itu, jalan satu-satunya ya menyalurkan bakat "ala Chef" saya yang mayoritas bersama teman Puring 5
dan kalau hasilnya good looking, biasanya pasti difoto dan dikirim lah ke Cilegon yang lagi belajar masak tahu-tempe-telor, siapa tahu bisa dia jadikan inspirasi...
dan kalau hasilnya good looking, biasanya pasti difoto dan dikirim lah ke Cilegon yang lagi belajar masak tahu-tempe-telor, siapa tahu bisa dia jadikan inspirasi...
yang ini judulnya oseng mania, oseng cumi + oseng sayuran
oops...ketahuan klo porsi nasinya banyak ...ini jg simpel sih cma chicken teriyaki + sayur pakis
ini sih sop biasa aja...tapi saya suka perpaduan warnanya
yang ini selera londho... macharoni schotel namanya
ini brownies lho...bukan donat...dan ini brownies pertama yang saya buat bersama Bul...
baronang bakar...simpel tapi yummy
ini yang agak complicated, chicken steak... complicated karena belum lihai bikin fillet ayam dan harus putar otak mencari bahan saus yg ada di bontang
sekian galeri master chef saya semoga bikin ngiler....
mari masak...
Sendiri
Sendiri itu indah..
Sendiri itu mengilhami
dulu aku membencinya, tapi kini aku menikmatinya..
Menjadi keseluruhan bagian dalam diriku tanpa ada yg dtitambahkan atau dikurangi..
Tanpa ada yg harus ditutupi atau terlalu diumbar..
Ternyata begitu nyaman..
Satu hal yg pelajaran yg pasti, kebiasaan hanyalah sekedar kebiasaan,semakin lama seiring berjalannya waktu semua juga pasti terlupakan..
Yang paling menyenangkan hanyalah sendiri bersama dirimu sendiri..
Langganan:
Postingan (Atom)