Belajar memaknai hidup yang indah maupun yang sedih, karena "It always has to be dark for the stars to appear"

Kamis, 29 September 2011

Beauty is pain?? part #1

Perempuan dan keindahan memang erat kaitannya,apalagi jika berbicara soal kecantikan, perempuan manapun pasti tertarik dan rela merogoh koceknya atau bahkan kocek orang lain dalam-dalam. Maka dengan mengatasnamakan kecantikan itu lah muncul celah bisnis menggiurkan melaluispa, salon kecantikan, klinik perawatan kecantikan, dan juga klinik dokter kecantikan.

Maka karena saya terlahir sebagai seorang perempuan pastinya saya juga tertarik dengan hal yang berbau kecantikan donk... Dimulai ketika saya menginjak usia puber (tapi gk alay lho..), mulai ada bintik-bintik kecil yang gemesin di muka saya (jerawat). Berbagai kosmetik saya pakai hingga akhirnya saya tertarik pergi ke seorang dokter kulit yang mengkhususkan diri pada kecantikan. Dan mulai saat itu era "kekhilafan" saya terhadap muka dimulai....

Sekali datang sudah ada 3 krim dan 2 pembersih yang saya tenteng keluar. Reaksi pertama excited pastinya, penasaran pengen lihat seperti apa hasilnya. Dan memang berhasil jerawat hilang!! Puas sih, karena tujuan utama sudah tercapai... Tapi eits...tunggu dulu tidak sampai disitu, krim-krim itu jika saya pakai rutin membuat kulit saya terkelupas dan kemerah-merahan jika terkena sinar matahari. Dan saya pun memutuskan untuk tidak terlalu sering memakainya lagi... Akan tetapi ketika saya kembali ke dokter, si dokter bukannya menganggap itu sebagai kontraindikasi, tapi malah menyalahkan saya karena tidak memakainya tidak teratur sehingga tujuannya tidak tercapai...
Tujuan seperti apa ya..bingung juga...memangnya muka saya mau dijadiin apa ya sama dia??
Okelah...biarpun bingung gitu, saya tetap setia sampai sekitar 4 tahunan, meskipun selalu saja mendengar omelan dari sang dokter karena saya jarang datang control dan membeli krim-krim nya itu. Ya jelas gak beli karena sebagian memang sengaja tidak saya pakai dan muka saya baik-baik saja, justru kalau rajin dipakai malah jadi apa-apa.

OK...lama-lama saya menyerah.... karena omelannya, belum lagi antriannya yang panjang dan lama, maklum lah dia termasuk dokter kulit yang terkenal di kota saya. Atas dasar fleksibilitas pula, maka saya mencari klinik kecantikan yang punya cabang di banyak kota. Maklum lah...saya pindah ke pulau sebrang, dan rasanya kok sayang menghabiskan banyak waktu saat pulang kampung hanya untuk antri Dokter.
Saya memutuskan memilih sebuah klinik kecantikan yang cukup terkenal dan salah satu cabangnya tidak jauh dari rumah saya. Oiya selama saya beralih "vendor" ini, muka saya serasa kembali ke asal, eh bukan... tapi lebih jelek dari asal...(pembelaan dikiiit...) jadi kusam, jerawat mulai dari yang kecil sampai yang besar kompakan muncul di muka saya.

Perawatan pertama, pelayanan cukup menyenangkan dengan ruang tunggu yang nyaman dan luas, serta tidak memakan waktu lama. Saya iya..iya aja ketika ditawari perawatan ini dan itu, tapi ya...hasilnya agak sedikit shock ketika harus menggesekkan salah satu kartu saya karena uang cash yang ada di dompet gak cukup. Dalam hati berkata, "ono rego ono rupo..."

Tapi kemudian "rupo" yang saya maksudkan malah semakin tidak sesuai dari yang saya harapkan..

Selasa, 20 September 2011

hmmm....

Beberapa hari ini adalah ketika ada perasaan bahagia, kawatir, dan takut yang hadir bersamaan dan saling berebutan untuk membuncah di dalam dada...

Selasa, 06 September 2011

It won't kill us

Ajaib memang, melihatmu berdiri di depan pagar rumahku serasa bisa menghilangkan kegalauan yang menggunung selama berbulan-bulan.

Berbicara berdua denganmu sambil ditemani segelas coklat dingin  serasa mampu menegakkan kembali istana pasir bernama keyakinan yang hampir runtuh tersapu ombak.
Menatap matamu serasa mebuatku sanggup mencari cara apapun untuk bisa bersamamu lagi dan selamanya..

We believe that this long distance won't kill us..